Selasa, 21 Oktober 2014

Kepribadian Wirausaha

Penelitian Cunningham terhadap 178 wirausaha dan manajer profesional di Singapura,
menunjukkan bahwa keberhasilan wirausaha berkaitan dengan sifat-sifat kepribadian (49%),
seperti keinginan untuk melakukan pekerjaan dengan baik, keinginan untuk berhasil, memotivasi
diri dan berpikir positif, komitmen, dan sabar. Temuan serupa juga dicatat oleh peneliti lain.
Plotkin misalnya, menyebut sifat kreatif dan rasa ingin tahu, mengikuti perkembangan teknologi
dan dapat menerapkannya secara produktif, energi yang melimpah, dan asertif.
Para peneliti seperti Cunningham, Pekerti, Meng & Liang, Kotter, Huck, dan Gosh
menyatakan kemampuan untuk berhubungan dengan pelanggan juga sangat menentukan
keberhasilan usaha.
Kemampuan memahami lingkungan bisnis merupakan 15% penentu keberhasilan. Itu
mencakup kemampuan untuk (1) belajar dari pesaing; (2) rasa tertarik pada industri; (3)
pengetahuan tentang bidang usaha; (4) kemauan untuk belajar; (5) pengalaman dalam industri;
(6) pengetahuan tentang produk dan jasa; serta (7) pemahaman tentang persaingan.
Selain itu kemampuan untuk mengembangkan dan mempertahankan kemajuan teknologi
merupakan faktor yang menyebabkan 28,1% keberhasilan usaha skala kecil. Faktor ini terkait
erat dengan sifat-sifat kepribadian dan kemauan untuk belajar dan menerima perubahan.
Keberhasilan usaha juga sering dikaitkan dengan tingkat pendidikan, pengalaman, dan
usia. Faktor pendidikan lebih sering dikaitkan dengan keberhasilan usaha. Sedang kan faktor
pengalaman usaha dinyatakan berpengaruh pada keberhasilan. Tetapi penelitian lain menyatakan
bahwa pengalaman tidak berpengaruh pada keberhasilan. Menurut Staw, usia tidak terlalu terkait
dengan keberhasilan dalam mengelola usaha. Usia baru terkait dengan keberhasilan bila yang
dimaksud adalah entrepreneurial age, yaitu seberapa lama seseorang menjadi wirausaha.
Berdasarkan hasil-hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
keberhasilan usaha, khususnya usaha kecil, sangat ditentukan oleh faktor wirausaha. Kepribadian
wirausaha merupakan faktor utama, menyusul sesudahnya faktor kemampuan, faktor teknologi,
dan faktor lain.
Sifat kepribadian yang paling banyak dibahas oleh para ahli, dalam kaitan dengan
wirausaha, adalah sifat kreatif dan inovatif. Holt menggarisbawahi bahwa agar dapat menjadi
wirausaha yang berhasil, dua syarat harus dipenuhi, yaitu orang tersebut harus kreatif dan
inovatif. Khusus dalam hal inovatif, harus dipraktekkan secara sistematik atau terencana .
Menurut ahli Psikologis, wirausaha adalah seseorang yang memiliki dorongan kekuatan dari
dalam untuk memperoleh sesuatu tujuan, suka mengadakan eksperimen atau untuk
menampilkan kebebasan dirinya diluar kekuasaan orang lain.
Sukardi menyebutkan bahwa ada sembilan ciri psikologik dari 34 ciri atau karakteristik
yang selalu tampil pada perilaku wirausaha yang berhasil. Ada kesamaan temuan tentang
karakteristik wirausaha yang berhasil (hasil penelitian yang dilakukan oleh East West Center
Hawaii, MEDEC Malaysia, IMM India, UPI Manila, LPT UI Jakarta dan DTC ITB Bandung).
Kesembilan karakteristik atau ciri tersebut adalah:


1. Perilaku instrumental, yaitu selalu berusaha tanggap dalam berbagai situasi untuk
memanfaatkan segala sesuatu yang ada di lingkungannya, untuk membantu mencapai tujuan
pribadi dalam berusaha. Dia selalu mencari segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk
memperbaiki kinerjanya.

2. Perilaku prestatif, yaitu selalu berusaha tampil lebih baik, lebih efektif, dibandingkan dengan
hasil yang dicapai sebelumnya. Dia selalu berbuat yang lebih baik, tidak pernah puas dengan
hasil yang dicapai sekarang. Selalu membuat target yang lebih baik dan lebih tinggi dari
sebelumnya. Baginya keberhasilan atau kegagalan pencapaian prestasi dianggap sebagai
feedback.
3. Perilaku keluwesan bergaul, yaitu selalu berusaha untuk cepat menyesuaikan diri dalam
berbagai situasi hubungan antar manusia, selalu aktif bergaul dengan siapa saja dalam rangka
memperluas usahanya. Membina kenalan-kenalannya, dan mencari kenalan baru serta
berusaha untuk dapat terlibat dengan mereka yang ditemui dalam kegiatan sehari-hari. Dia
senantiasa berpenampilan ramah, akomodatif terhadap berbagai ajakan untuk berdialog.
4. Tingkah laku kerja keras, yaitu dalam berusaha selalu terlihat dalam situasi kerja. Tidak
mudah menyerah sebelum pekerjaan selesai. Tidak membiarkan waktu tanpa bekerja,
mencurahkan segala pekerjaannya dan mempunyai tenaga untuk terus menerus terlibat dalam
pekerjaan.
5. Perilaku keyakinan diri, yaitu optimisme dalam bekerja, ia yakin bahwa pekerjaannya akan
memberikan hasil. Dia percaya akan kemampuan diri, tidak ragu-ragu dalam bertindak. Dia
akan berusaha melibatkan diri secara langsung dalam berbagai situasi. Bersemangat tinggi
dalam bekerja, dan berusaha secara mandiri untuk menemukan alternatif jalan keluar dari
masalah-masalah yang dihadapi.
6. Perilaku pengambilan risiko, yaitu tidak khawatir berhadapan dengan situasi yang serba tidak
menentu, di mana usahanya belum tentu membawa keberhasilan. Dia berani mengambil risiko
kegagalan. Selalu melakukan antisipasi terhadap adanya kemungkinan-kemungkinan untuk
gagal. Segala tindakannya diperhitungkan dengan cermat.
7. Perilaku swa-kendali (Personal control), yaitu dia benar-benar menentukan apa yang harus
dilakukan dan bertanggung jawab atas dirinya sendiri. Selalu mengacu pada kekuatankelemahan
pribadi dan batas-batas kemampuan dalam berusaha. Dia selalu menyadari benar
bahwa melalui pengendalian diri maka kegiatan-kegiatannya dapat lebih terarah pada
pencapaian tujuan. Dengan pengendalian diri, ia dapat memutuskan kapan dia harus bekerja
lebih keras dan kapan dia harus berhenti untuk meminta bantuan pada orang lain.
8. Perilaku inovatif, yaitu selalu berusaha mencari cara-cara baru yang lebih bermanfaat.
Terbuka untuk gagasan, pandangan, dan penemuan baru yang bermanfaat untuk peningkatan
kinerjanya. Tidak terpaku pada masa lalu. Berpandangan ke depan untuk mencari cara-cara
baru atau memperbaiki cara-cara yang biasa dilakukan orang lain untuk peningkatan
usahanya.
9. Perilaku kemandirian, yaitu selalu mengembalikan segala yang ia lakukan sebagai tanggung
jawab pribadi. Keberhasilan atau kegagalan dikaitkan dengan tindakan-tindakan pribadinya.
Dia lebih menyenangi kebebasan dalam mengambil keputusan untuk bertindak dan tidak mau
tergantung pada orang lain.
Para ahli mengakui bahwa peranan perilaku wirausaha sangat berpengaruh terhadap
kesuksesan seorang pengusaha dalam mengelola dan mengatur jalan usahanya. Berdasarkan
penelitian para ahli membuktikan bahwa perilaku wirausaha merupakan salah satu variabel yang
mempengaruhi keberhasilan seorang pelaku usaha.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

kasih komentar anda di sini

Total Tayangan Halaman

Arsip Blog