Selasa, 21 Oktober 2014

Mengubah Pola Pikir

Merubah sesuatu yang telah menjadi kebiasaan tidaklah mudah serta membutuhkan kerja keras
dan banyak pengorbanan, apalagi menyangkut pola pikir dari seorang individu. Pandangan hidup,
adat kebiasaan, persepsi, hingga perilaku, dipengaruhi oleh perjalanan yang sangat panjang, baik
secara keturunan (hereditas) maupun lingkungan.
Namun, sudah menjadi kodrat bahwa perubahan terjadi secara alamiah dalam diri manusia, ada
yang revolusioner (radical change) maupun evolusi (incremental change). Jadi, perubahan
bukanlah kata yang menakutkan dan membahayakan. Justru ketika sudah tidak merasa nyaman
pada lingkungan sebelumnnya, kita akan perpindah ke tempat baru yang dapat memberikan
kenyamanan lebih baik. Perpindahaan yang dimaksud bukan hanya secara fisik, namun dalam
konteks pemikiran atau pola pikir, karena setiap perilaku dikendalikan oleh pikiran.

Mengubah pola pikir memerlukan keberanian dan kerelaan, karena tanpa itu semua tidak akan
terjadi perubahan apa-apa. Dengan bahasa yang tegas, Dr. Rhenald Kasali, pakar manajemen
Universitas Indonesia, pernah mengatakan "berubah atau mati!" la memberikan sinyal bahwa
setiap pengusaha yang mau tetap bertahan harus melakukan perubahan demi perubahan atau
akan tertinggal dari para pesaingnya. Sinyal tersebut juga harus kita tangkap untuk melakukan
introspeksi apakah selama ini kita tidak mau melakukan perubahan ke arah yang lebih baik, atau
sebaliknya, kita sudah selangkah lebih maju dalam menggapai kesuksesan.
Sejak terlahir ke bumi, kita senantiasa berada dalam daerah aman dan nyaman (comfort zone).
Orang tua yang sangat perhatian dan memberikan perlindungan merupakan comfort zone yang
pertama kita peroleh ketika terlahir di dunia ini.
Apakah keadaan demikian akan terjadi sampai kita besar? Secara alamiah, orang tua akan
melepaskan anaknya secara bertahap ketika mereka sekolah, kuliah, bekerja, dan berbisnis.
Tanpa disadari, sebenarnya kita telah keluar-masuk dari comfort zone satu ke comfort zone
berikutnya. Dan, risiko yang akan selalu kita hadapi setiap keluar dari comfort zone adalah
ketidaknyamanan, bahaya, dan ancaman. Karier, bisnis, dan berbagai dimensi lainnya dalam
hidup kita akan terus bertumbuh, sama seperti fisik tubuh. Dengan demikian, sebenarnya
mencoba untuk bertahan dalam suatu comfort zone akan sia-sia karena alam semesta memiliki
mekanismenya sendiri untuk mengeluarkan kita dari comfort zone tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

kasih komentar anda di sini

Total Tayangan Halaman

Arsip Blog